Profil Keluarga


Harta yang paling berharga adalah keluarga... Ya, mendengar kutipan lagu itu, saya langsung memberikan apresiasi yang baik. Mengapa? Karena memang harta yang terindah adalah keluarga. Tidak ada yang bisa lepas dari keluarga. Kita sedang senang ada keluarga, kita sedang sedih ada keluarga, kita sedang susah ada keluarga. Semua kebutuhan pun ada di tangan keluarga. Kebutuhan pangan, sandang, dan papan yang memenuhi adalah keluarga. Saya lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Keluarga saya terdiri dari 1 ayah, 2 ibu, dan 1 adik. Pada halaman ini saya akan menjelaskan keluarga saya satu persatu.

Ayah, bernama M. Sophyan HS, lahir di Kota Sanggau, Kalimantan Barat. Ayah adalah pemimpin keluarga yang baik walaupun ada sifat dan sikap yang sedikit kurang baik, contohnya mengomel. Saya tidak suka kalau ayah mengomel. Beberapa orang berpendapat kalau orangtua mengomel itu tandanya sayang. Namun, pendapat itu saya kurang setuju. Mengomel bukanlah contoh yang mendidik, seharusnya orangtua menegur kalau anak-anaknya salah. Walaupun ayah suka mengomel, namun saya suka sama prinsip hidupnya. Prinsip hidup yang dipakainya adalah prinsip hidup orang China. Prinsip orang China adalah prinsip kualitas. Kualitas diri harus diperbesar kalau ingin terlihat maksimal di depan orang banyak. Selain itu prinsip orang China adalah suka bekerja tanpa mengenal waktu dan rasa lelah. Apapun yang beliau suka asalkan mendapatkan keuntungan maka akan beliau lakukan, tanpa ada pemikiran yang lebih lanjut tentang dimana tempatnya, siapa orangnya, dan bagaimana dampak setelah itu. Namun saya heran, dan mungkin bersyukur kepada Allah SWT karena setiap hal yang dikerjakan ayah selalu ada manfaatnya. Salah satunya mewariskan kepada kedua anaknya. Dengan perjuangan ayah, kami berdua bisa melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi.

Ibu, bernama Sri Mulyani, lahir di Kota Jakarta. Beliau adalah pengurus rumah yang baik, serta berperan sebagai pendidik kedua anaknya yang baik. Selalu mengajarkan kepribadian yang sopan santun kepada anak-anaknya. Si Juru Masak yang handal. Menu makanan favorit beliau masak untuk hidangan kami sekeluarga adalah sayur sop, tahu dan tempe goreng/ ikan asin, dan sambal goreng. Makanan favorit beliau adalah bakso. Mungkin semua tukang bakso yang berjualan keliling dirumah kami pernah dicicipinya. Beliau juga pemerhati prestasi anak-anaknya. Pengalaman setiap waktu pulang sekolah, beliau selalu chek buku tulis hasil saya belajar di sekolah. Jika ada nilai dibawah 80, maka dipecutnya saya dengan gesper atau ikat pinggang. Ketika belajar menghapalkan perkalian 1-10, saya disuruhnya berdiri diatas kursi plastik dengan mengangkat kaki. Kalau ada yang lupa 1 perkalian saja, saya dipecutnya kembali. Memang terlihat miris, namun semua itu menghasilkan hal yang positif. Berkat metode pendidikan beliau, saya selalu meraih prestasi akademik di sekolah. Namun sayangnya, beliau hanya bisa melihat saya berprestasi sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada awal Januari tahun 2008, beliau menghembuskan napas terakhir dan memejamkan mata untuk selamanya. Tugas beliau sebagai ibu yang baik telah mendapatkan gelar Almarhumah. Kami sekeluarga terpukul atas kepergian beliau akibat penyakit komplikasi diabetes. Untukmu mama... Aku berjanji akan menunjukkan hasil kerja kerasmu... Kami anak-anakmu selalu berdoa untukmu... Semoga engkau baik-baik disana... T_T

Selepas kepergian ibu, ayah pulang ke Kota Sanggau, Kalimantan Barat, karena ada urusan keluarga disana. Entah mengapa usul dari keluarga disana kalau ayah harus menikah lagi. Kami sebagai anak-anak sempat menolak usul itu, kalau saya pribadi berpendapat kalau ibu pasti kecewa dengan sikap ayah, ayah dinilai tidak setia. Namun saya terkejut dengan pernyataan ibu kepada ayah sebelum meninggal dunia "Pak, mama ikhlas bapak nikah lagi demi anak-anak". Mungkin pandangan orang yang sudah berkeluarga berbeda. Entah karena masalah finansial atau kebahagiaan syahwat semata. Ayah menikah kembali dengan Siti Prihatin yang berdomisili di Kota Sanggau, Kalimantan Barat yang ternyata tetangga dengan rumah kakek. Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja... Ternyata lagu itu salah. Ibu kedua saya yang satu ini beda. Beliau sayang kepada kami berdua. Selalu memperhatikan anak-anaknya baik dalam keadaan suka maupun duka. Namun ada yang beda dengan ibu yang satu ini, tak jago masak. Walaupun tidak pandai masak, beliau berperan sebagai pengatur dana keluarga. Dari kesederhanaan keluarga ini, beliau ciptakan keluarga yang sejahtera. Prinsip beliau adalah sederhana yang penting sehat wal'afiat. Memang benar, beliau selalu mementingkan kesehatan keluarga. Apabila salah satu keluarga kami yang sakit, beliaulah yang paling repot. Ibu yang satu ini mempunyai usaha kafe minuman di pinggir Sungai Kapuas.

Adik, bernama Muhammad Ardha Wardhana, lahir di Kota Tangerang. Dia merupakan anggota keluarga yang mempunyai tubuh yang paling besar dan berat di keluarga kami. Pernah mengaku berat badannya 120 Kilogram. Subhanallah... Entah mengapa nafsu makannya dia tinggi, dan sulit mengkontrol makanannya. Dia juga perokok yang handal. Tiada saat tanpa merokok. Saya juga perokok tapi tidak sesering dia. Sewaktu SD-SMP dia mungkin siswa paling bodoh di sekolahnya. Nilainya selalu jelek. Itu akibatnya karena dia hobi bermain Play Station. Pernah suatu ketika dia dipergoki ayah bolos sekolah karena sedang bermain Play Station. Namun dia sadar kalau seperti ini terus, dia tidak akan menjadi orang berhasil. Ketika duduk di kelas 3 SMP Negeri 16 Tangerang, dia di-les-kan ke bimbingan belajar. Alhamdulillah... Hasil yang dicapainya maksimal, lulus dengan nilai diatas 80 setiap mata pelajarannya. Madrasah Aliyah Negeri 1 Tangerang jurusan IPS adalah pilihannya. Disana dia menggeluti dunia perbasketan. Bahkan dapat menghasilkan uang saku sendiri dari hobinya. Ketika sekolah di MAN, banyak teman yang menghampirinya, bukan karena suka dengan wajahnya tapi karena ingin belajar matematika, dia memang jago matematika se-MAN 1 Tangerang. Anehnya teman dia yang berada di jurusan IPA pun belajar dengan dia, padahal matematika IPA lebih sulit dari pada matematika IPS. Keahlian lain yang dimilikinya selain makan dan basket adalah sulap. Dia pandai bermain sulap. Kami sekeluarga pernah tertipu dengan permainan sulapnya. Dia pun bisa membeli alat sulap dari hasil bermain sulap di kafe ibu kami. Sekarang dia sedang menjalani pendidikan Diploma jurusan Akutansi di Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP)

Saya sangat sayang dengan keluarga saya. Tiada hal yang paling indah jika berkumpul dengan keluarga. Keluarga yang paling utama dibandingkan dengan hal-hal yang lain. Keluarga yang paling penting dari hal yang terpenting dalam kehidupan saya. Untuk keluarga, saya akan menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Keluarga Cemara, soundtrack sinetron Keluarga Cemara yang pernah ditayangkan di stasiun televisi RCTI:

Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Selamat pagi Emak...
Selamat pagi Abah...
Mentari hari ini berseri indah
Terima kasih Emak...
Terima kasih Abah...
Untuk tampil perkasa bagi kami putra putri yang siap berbakti